7/19/2007

Cerita dari Kaca Jendela

Desember tahun lalu aku berkenalan dengan pohon besar di belakang kantin. Entah siapa namanya. Pokoknya bungkuk menaungi. Daunnya rimbun hijau tua. Aku bayangkan kumpulan daun-daun yang teduh itu menaungi tanah lapang di bawahnya. Gerak-geriknya dibuai angin menyejukkan.

Udara bulan Maret membuat lebih banyak daun menguning, Bulan-bulan berikutnya lebih banyak lagi yang berwarna coklat, daun-daun mulai banyak berguguran. Dan kemudian meranggas gersang...

Hari ini aku pandangi lagi pohon besar sahabat jauhku itu dari kaca jendela. Sejumput daun-daun muda terlihat bergelayutan di atas. Hijau muda cerah ceria. Menari riang antara ranting-ranting ramping. Aaa... Hidup baru mulai kembali...

Dan aku tepekur iri. Masih diam di titik yang sama, memandangi komputer termenung-menung... Pikiran kosong, cuma bisa memandang sahabat jauhku itu dari titik ini. Iri pada perkembangannya, iri pada kehidupan yang tumbuh kembali padanya.

Dan aku masih di titik ini, menggenapi detik-detik jam di dinding sebelah sana. Mulai lelah... Apa artinya jam berlalu tanpa gairah?