8/30/2006

Break Up Letter Ala Nadine...

Di milis2 lagi beredar "Break up Letter ala Nadine". Di situ diceritakan...

Nadine bermaksud untuk memutuskan hubungan dengan kekasihnya Donald Trump bule Amerika --> gosip terbaru kan booo.... Tapi dia tak sanggup utk bertemu
muka, lalu dia pun menulis surat...

Isi surat ditulis dalam dua bahasa, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia . Nah disitulah inti email itu. Bahasa Inggrisnya dibuat sangat harfiah. Misalnya putus ditulis cut, masak-masak cook-cook. dst. Hal ini mengingatkan kita pada video pemilihan Miss Universe yang diikuti oleh Nadine yang sempat beredar di milis-milis beberapa waktu lalu. Di situ Bahasa Inggris Nadine bisa dibilang kurang bagus. Asosiasinya, Nadine yang ngga fasih bahasa Inggris itu kalau bikin surat putus ya.. segoblok itu.

Sudah biasa guyonan memplesetkan kata-kata atau arti. Lucu sih.. tapi gw ngga suka pake bawa2 namanya Nadine. Hello...? terus apa hubungannya bahasa Inggrisnya yang g cas-cis-cus di ajang internasional sama surat yang jelas2 bukan dari dia. Itu sih namanya udah fitnah. G lucu ah..

6/09/2006

Hey..hey.. I'm Back!

Lhokseumawe cerah sore ini. Udaranya hangat.. sehangat hati gw. haiah!

ya jarang-jarang hati gw hangat akhir2 ini. selagi hangat gw jadi pingin menulis.

mmm.. menulis apa? ooo aku tau!

Hari ini gw ke Pendopo Bupati Aceh Utara, silaturahmi sama ibu Bupati yang baru. Pendopo Bupati itu tempat kerja sekaligus Rumah Dinas Bupati. Letaknya masih di kota Lhokseumawe walaupun secara administratif, Lhokseumawe sudah jadi Kotamadya terpisah dari Kabupaten Aceh utara. Bentuknya seperti rumah adat Aceh. Dengan ukiran khas aceh di dindingnya. Di cat warna khaki.

Nah yang paling berkesan adalah waktu pintu rumah Dinas di buka. Dari luar kelihatan lampu kristal dan perabot yang indah. Sayangnya kami harus menunggu dulu karena ibu Bupati sedang rapat. Kami di minta menunggu di Aula pendopo. Waktu masuk ke Aula Lampu kristal bergantungan di langit-langit yang tinggi. Bedampingan dengan lampu neon yang ditutupi Mozaik kaca warna biru. Indah banget deh. lantainya marmer dan pot-pot bunga menghiasi sudut2 ruangan. Di dinding di tempel lukiasan pahlwan-pahlawan Aceh dan bordiran khas aceh. Nah untungnya kemudian kami di undang ke dalam rumah dinas. Hah... gw suka banget di dalam sana. Gw selalu suka warna khaki seperti warna cat di Pendopo itu. Perabotnya warna coklat susu yang lembut dengan gaya yang sederhana tapi elegan. Juga ada satu set tempat duduk dari rotan yang cantik banget. pokoknya cantik deh, gw bingung gimana neranginnya.

Tapi yang paling menyenangkan adalah pertemuan dengan ibu Bupati. sambutan beliau hangat dan sepenuhnya mendukung rencana kegiatan kami. malah lebih dari yang dibayangkan. Kebetulan saat itu lagi ada acara lomba tumpeng antar Pokja PKK. Saat membuka acara tersebut beliau sampai memperkenalkan kami kepada ibu-ibu Dinas yang juga ibu-ibu pengurus PKK. Dan yang paling menyenangkan di tempat itu juga kami bertemu dengan orang-orang yang berkepentingan dengan program Posyandu yang ingin kami buat. Hah.. what a wonderful day deh pokoknya.

3/05/2006

dowenk.. gw udah hampir satu minggu kembali ke Lhokseumawe. rasanya cuti udah lama banget berlalu.

cuti kemarin ko ya malah jadi klimaks stres ya. pokoknya stres banget deh. yang paling bikin stres karena sedikitnya waktu buat keluarga dan kurangnya waktu buat diri sendiri. pikirnya mau melepaskan diri dari kepenatan ya malah penat juga.

baru tenang pas naik pesawat ke Banda. nunggu di ruang tunggu, makan di udara, ketemu temen lama di Banda, minum kopi di Ule Kareng, Alhamdulillahnya dapet sholat berjamaah di mesjid Raya, terus makan burger paling enak yang pernah gw makan di deket kosan temen. di terangi langit Aceh yang cerah berbintang dan lagu Maroon 5 yang asik banget. haaa... nikmatnya.

jalan Banda-Lhokseumawe juga indah banget! melewati bukit dengan deretan pohon cemara, lalu sawah-sawah hijau. langit biru. aduh keren banget deh. terus tiba2 gw jadi kangen lagi sama rumah. keluarga gw yang gw sayang. aduh. 3 bulan lagi...

dumbidumbidum... lalalala... tra la la tri li li...

yah segitu sahaja.

2/17/2006

Menjelang Cuti

Rasanya beban udah sampai di ubun-ubun. makian udah di ujung lidah. otak sudah mati rasa. ingin istirahat.

1/16/2006

Soros, The Gamesman dan Waham Amerika

Headline Kompas Minggu, 8 Januari 2005 menyoal bantahan George Soros yang dituding sebagai penyebab krisis di Indonesia tahun 1997 lalu. Ia mengaku memang mengambil peran dalam krisis tersebut, hanya saja ia mengalami kerugian besar dalam permainan valuta di negri ini. Bermain...?

“Saya mengeksploitasi kelemahan pasar dan kesalahan pemerintah dan saya menjadi kaya?”

ya bermain... bermain untuk menjadi kaya. Sekarang, dia dengan enteng minta maaf kepada orang-orang yang terkena dampak krisis. Memang dia kira berapa banyak orang yang menganggur setelah goncangan ekonomi tersebut? Berapa banyak anak putus sekolah? Kekacauan dan tekanan secara psikologis yang timbul akibat permainannya itu? Dan dengan ringannya dia bilang cuma mengeksploitasi pasar demi untuk menjadi kaya. Gila. Ngga bermoral. Moral..? Seperti para fundamentalis pasar, dia meyakini pasar bekerja sempurna, tidak ada moral yang bermain di sini.

“Jadi saya tidak bisa disalahkan. Saya hanya mengelola uang di dalam fund management untuk mencari keuntungan.”

Membaca tulisan itu membuat gw ingat tulisan Romo Mangun dalam buku “Di Bawah Bayang-bayang Adikuasa”. Ia mengutip ahli ekonomi Michael Maccoby yang melihat orang-orang Amerika dalam empat komponen watak. Salah satu komponen itu adalah The Gamesman. Cirinya ya seperti Soros itu. Seorang Gamesman adalah petaruh tulen. Ia selalu mencari siasat bagaimana ia dapat jaya. Ia sadar akan keunggulan dan kecerdikannya dan tidak putus asa bila kalah.

Dunia adalah untuk diolah dan dikuasai termasuk memanfaatkan kelemahan pasar untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Itu tidak jadi soal karena seorang The Gamesman tidak pernah kolot mengikat diri pada aturan tradisional termasuk standar moral. Jika kelihatan bermoral menguntungkan baginya maka seorang Gamesman tidak segan untuk mengeluarkan uangnnya untuk itu. Coba kita lihat Soros, ia mengatakan bahwa kegiatannya mengumpulkan uang termasuk dengan bermain-main di atas penderitaan orang lain itu adalah untuk mengumpulkan dana bagi kegiatan filantropinya (Kompas). Maka dari itu pas betul dengan apa yang diungkapkan Romo Mangun tentang The Gamesman,
“The Gamesman dengan segala gembira hatinya menjadi sponsor atau ketua kehormatan kualitas hidup lingkungan tetapi tanpa ragu-ragu ia akan mendirikan pabrik kimia berbahaya yang sanggup membunuh kabupaten sekali jadi bila itu menguntungkan dirinya. The Gamesman dengan tenang akan membuka kasino judi serta sarang pelacuran dan merasa diri orang saleh karena dapat membantu kas gereja atau rumah piatu dari keuntungan pelacuran itu.”

Konon menurut Michael Maccoby, The Gamesman adalah jenis watak yang paling banyak ditemui pada orang-orang Amerika. Negri yang mengagungkan kebebasan. Mengutip Romo Mangun kebebasan ini adalah sumsum saraf orang Amerika. Sumsun yang terbaca dalam istilah Free Enterprise; persaingan bebas dan membuat keuntungan sebesar-besarnya yang dirumuskan dalams satu istilah The American Creed (Kepercayaan Amerika). “Amerika adalah negri kemajuan berkat kapitalisme dan usaha bebas. Amerika adalah negri revolusi (pembaharuan) terus menerus.”

Barangkali kebebasanlah yang menelurkan watak manusia jenis ini. Kemudian saling mempengaruhi melintas generasi. American Creed kemudian menjelma menjadi tradisi dan keyakinan bahwa Amerika adalah negri terpilih oleh Tuhan untuk memperbaharui seluruh bumi, Israel baru. Kita ingat lagak Amerika dari zaman Perang Vietnam hingga Irak. Marshall Plannya di bidang ekonomi. Dan terakhir masih di harian yang sama, Amerika merasa perlu menyusun strategi amankan Israel ketika Sharon menderita stroke parah belum lama ini (“AS Susun Strategi Amankan Israel”). Menlu AS, Condoleeza Rice dipastikan batal berkunjung ke Indonesia dan Australia pekan ini karena merasa perlu untuk turut hadir dalam pembahasan langkah-langkah yang akan diambil AS di Timur Tengah bersama Timnya.

Ya inilah para Gamesman yang berwaham sebagai bangsa yang terpilih, Pendamai dunia.