10/26/2005

Pagi ini hujan kawan. Aku kira sejak semalam. Rintik-rintik. Kelabu. Anak-anak kecil pakai jas hujan warna-warni. Si buyung tak malu lagi pakai jas hujan merah jambu. Kamu sedang apa? Aku rindu. Kamu bilang kamu selalu suka hujan. Hujan saat berkah turun ke bumi. Romantis katamu. Lalu ada sekelebatan kenangan satu sore di jendela kamar. Hujan menetes dan hari terasa tenang. Kamu sedang apa?

Aku bilang aku tak suka hujan satu ketika. Rintik airnya selalu membawa dingin serta. Kau tau aku tak suka dingin. Dingin merampas kehangatanku. Beku. Aku tak suka itu kataku. Tapi kau selalu selalu suka hujan. Dan menertawakanku saat hari cerah berawan kapas. Hari yang panas. Kita selalu berbeda. Tak perlu lagi dibicarakan.

Kau ingat saat kau tanya aku untuk pertama kali. dan aku bisu. Kau mulai bicara dan aku diam saja. Aku pandangi bulir-bulir yang mengalir di jendela mobil. Kau terus bicara. Kau tau? Saat itu aku pikirkan kuliahku. Tapi aku ingat juga kata-katamu. Katanya kau suka hujan. Dan merasa sendu ketikanya. Kau sedang apa? Aku rindu.

Aku ingat hari itu hujan turun pula. Aku menyesal. Hari lain sejak kau bertanya padaku. Kita memang duduk terpisah. Tapi hatimu selalu ada disini. Sampai kucampakkan saat itu. saat hujan mulai turun di sore yang gerah. Mobil dinas tua berjalan perlahan di kemacetan. Dan kau bertanya padaku. Menitipkan jiwamu. Masa lalu merubahku kawan. Waktu menempaku jadi manusia baru. Dan aku bilang tidak. Cukup saja hingga disini. Aku tak pernah mencintai hujan. Dia kasihmu. Bukan untukku. Aku menyesal. Kamu dimana? Aku rindu.

Kamu dimana?

Pagi ini hujan kawan. Rintik. Sebulir-bulir air menetes dari pucuk daun mangga. Anak sekolah pakai plastik dikaki. Jalan sepi. Jatuhan air menari. Kamu di mana? Aku rindu.

***
Pada hujan kubertanya satu ketika, apa mereka melihatmu? Mereka bilang kau lebur bersama matari. Kala melahapmu sampai hilang dari bumi. Lalu angin berbisik padaku hujan bual saja. Mereka tak tau pula kau dimana. Ia bilang percayalah padanya. Jual diriku dan kita kan bertemu. Kini ini aku tak suci lagi, tapi tetap kutak tau dimana kamu Ahh... Kau dimana kawan? Aku lelah mencari. Adakah kudapat tebus sesal ini?

Pada malam aku bertanya satu ketika, pada siapa kau titipkan rindu? Kelam. Selalu tak ada jawaban. Tapi pada mereka aku tau nurani ada. Pada bintang aku berpesan. Kawan, hubungi aku. Aku rindu bau jiwamu....

0 comments: