9/16/2005

Memandang Sesuatu dari Sudut Lain

Suatu hari saya dibonceng motor oleh Monkici dari kampus di Depok ke rumah Paijeh di Ampera. Hari itu, saya pakai rok. Karenanya saya duduk menyamping. Itulah perjalanan naik motor dengan posisi menyamping terjauh buat saya. Kalau memboceng dengan cara konvensional paling yang bisa dilihat punggung dan belakang kepala monkici, jika menoleh sedikit lumayanlah pemandangannya, punggung-punggung mobil yang meninggalkan anda atau pengendara motor tampan di samping.

Berbeda jika posisi saya menyamping. Dengan posisi tersebut, saya bisa melihat sisi jalan di depan saya lebih jelas. dengan posisi tersebut saya juga bisa melihat arus kendaraan di belakang motor. Wuis. Mobil-mobil sebesar gajah seperti mau menginjak saya karena melaju kencang di belakang. Dan yang paling dasyat yaitu waktu segerombolan pengendara motor meluncur di jalan yang menurun dengan kecepatan tinggi. Haa... rasanya seperti sedang dikejar-kejar tawon! Tapi itu serunya. Dan itu yang menarik. Saya melihat suasana di jalan raya dengan point of view yang berbeda.

Melihat dengan posisinya berbeda akan memberikan sensasi yang berbeda pula. Dengan mencoba melihat sesuatu dengan posisi yang berbeda akan memberikan pengalaman berbeda. Sesekali dalam hidup, kita harus berani untuk merubah posisi duduk kita sehingga mendapat pengalaman baru dalam hidup. Melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda membantu kita untuk tidak picik dalam menjalani kehidupan. Kita bukanlah katak dalam tempurung. Pandangi dunia dari sudut manapun. Kebenaran yang kita yakini belum tentu sepenuhnya benar.

Dalam menjelajahi dunia ilmu pengetahuan sikap berani dalam melihat sesuatu dari sudut pandang lain membuat kita tidak kaku dalam mencoba menjelaskan suatu fenomena. Jika fenomena ibarat berlian maka suatu teori hanya mampu menjelaskan kilau, struktur, dan dinamika yang dihasilkan, dari satu sudut pandang. Padahal berlian punya banyak sisi. Jika seseorang dengan kaku menganggap hanya satu teori benar dan yang lainnya salah maka ia telah gagal untuk mencoba memahami suatu fenomena sebagai satu kesatuan.
Belajar untuk memandang sesuatu dari sudut pandang lain, memberikan pemahaman yang lebih dalam melihat suatu gejala. Dunia ini tidak sehitam putih yang anda bayangkan. Jadi mari belajar untuk berani merubah posisi duduk kita.

2 comments:

Anonymous said...

Homemade HP Ad Hits the Web
Check out this homemade HP photo commercial that emulates the original. Technorati Tags: Advertising Thursday, September 15, 2005 in Citizen Marketing , TrackBack TrackBack URL for this entry: ...
Hey, you have a great blog here! I'm definitely going to bookmark you!

I have a ##online income## site/blog. It pretty much covers ideas on how to make money online, plus other related stuff.

Come and check it out if you get time :-)

Anonymous said...

Mmm.. Gue salah satu dari berjuta2 orang di dunia yang menderita miopi (rabun jauh). Mungkin itu nggak special, tapi gw punya pengalaman menarik. Gw udah menderita myopi sejak SD, tapi gw mulai pake kaca mata sejak kelas 2 SMP (langsung pake kacamata yang berdaya lensa 3 dioptri -- minus 3 kalo kata orang2). Sebelum gw pake kc mata dunia seakan buram bagi gw, bunga-bunga terlihat bagai diukis tanpa perasaan. Tapi setelah gw pake kacamata ternyata alam ini gak seburuk yang tadinya gw kira. ada banyak detail yang selama bertahun-tahun gue lewatkan. Ternyata sekasar apapun bebatuan, ia tetap memiliki detail "pola" yang mengagumkan. Nggak sedikitpun ada cacat pada design-nya, Ternyata kecoak itu nggak seseram yang gw pikir. jarum-jarum di kaki dan bagian ekornya justru membuatnya terlihat keren. Sesekali gw melepas kacamata gue, tapi saat itu pula gue kembali mendapat dunia yang "gelap". Tidak seindah yang diceritakan orang, terutama gak bisa liat cewek cakep sebagaimana mestinya (hehehe....).

Intinya, pilih "kacamata dengan daya lensa terbaik" untuk melihat. Semakin banyak "kaca mata" yang lo punya, semakin kaya jiwa lo akan nilai. Peace...