8/14/2005

Rumi tentang Hallaj

Ambillah perkataan ini [ana’l-haqq], "akulah kebenaran kreatif." Banyak orang menganggap ini suatu pernyataan besar, tapi mengatakan "Akulah kebenaran kreatif" sesungguhnya merupakan suatu tanda dari kerendahan hati yang sangat ekstrem. Mengatakan "Aku adalah hamba Tuhan" berarti menyatakan bahwa ada dua yang eksis, yang satu dirinya sendiri dan yang lain adalah Tuhan. Tapi ketika seseorang mengatakan, "Akulah Tuhan", itu berarti, "Aku bukan apa-apa. Dia adalah segalanya, tidak ada sesuatu pun kecuali Tuhan, aku sepenuhnya dan mutlak tiada, aku bukan apa-apa", maka kerendahan hati itu pun lebih besar lagi.

--dalam dalam Annemarie Schimmel (1998)

4 comments:

MeMySelf said...

Cinintya...nih gw kasih komen atas permintaan lo. Gw bertanya, lo setuju dengan pernyataan Rumi "Aku adalah Tuhan". Yang jadi pertanyaan buat gw adalah "lo setuju atau gak dengan pernyataannya ini?" atau "bagaimana pemahaman lo sebenarnya tentang pernyataannya ini". Lo bilang, "menarik". Gw bertanya,"kenapa menarik?"..... That`s all. Gw belum bisa berkomentar lebih jauh lagi....

Cinintya Dewi said...

hehehe.. terima kasih sodara Dini atas pertanyaannya.

begini. "Aku adalah Tuhan" dari Hallaj, gw ngga setuju. kalo ditanya kenapa ngga setuju saat ini gw bisa menjawab karena keyakinan gw bilang itu bukan sesuatu yang benar.

kenapa gw masang pendapat Rumi tentang Hallaj. karena gw merasa itu menarik. kenapa menarik? karena kebanyakan orang menyikapi pendapat tentang Hallaj ini dengan antipati. sehingga kemudian dia di hukum mati.

menarik, karena di antara kecaman dari banyak pihak, rumi memandang hal ini dengan sudut lain. gw sih ngga tau ya si Rumi itu setuju dengan Hallaj atau ngga. ataukah itu hanya interpretasi dia atas pendapat Hallaj. tapi seperti yangsudah saya bilang, pendapat rumilah yang menarik. begitu mpok.

MeMySelf said...
This comment has been removed by a blog administrator.
MeMySelf said...

Ketika para sufi berkata "Akulah Tuhan", lo tau seperti apa itu artinya dalam perbuatan mereka? Dan ketika itu berarti, "Aku bukan apa-apa. Dia adalah segalanya, tidak ada sesuatu pun kecuali Tuhan, aku sepenuhnya dan mutlak tiada, aku bukan apa-apa", maka kerendahan hati itu pun lebih besar lagi.

Maka .... apa yang terjadi kemudian????