10/26/2005

Malas

Penyakit orang Indonesia tampaknya memang pada kemalasannya. Malas berusaha. Lebih suka terima dana kompensasi BBM daripada melakukan inovasi baru (yang halal dan turut aturan) untuk menyiasati hidup.

Sudah beberapa kali aku lihat sebuah acara kuis dari Jepang di stasiun TV Lativi. Entah apa namanya. Dalam kuis itu, sebuah keluarga dikunjungi oleh pihak televisi. Setiap anggota keluarga boleh memilih apa saja impian mereka. Misalnya ayah mau peralatan golf, ibu ingin sepeda. Kakak ingin notebook dan si adik mau anjing. Biayanya kemudian dihitung dan akan diberikan jika sang ayah menyelesaikan suatu tantangan dengan gemilang. Tantangannya macam-macam. Satu episode aku lihat si ayah ditantang untuk menyalakan api dengan cara mengosok bambu kering di episode lain ayah diminta untuk mendirikan tumpukan 30 dadu yang kecil-kecil. Untuk menyelesaikan tantangannya Perserta diberi kesempatan satu minggu untuk berlatih.

Yang menarik adalah hampir setiap peserta berusaha menemukan inovasi-inovasi baru dalam menyelesaikan tugasnya. Eksperimen dilakukan. Setiap anggota keluarga bahu membahu menemukan cara termudah untuk menyelesaikan tantangan. Kalau perlu pakai metode ilmiah. Biasanya mereka telah berhasil melakukan tantangan sebelum mereka harus pentas. Pada umumnya yang menjadi batu sandungan saat tampil untuk merebut impian keluarga adalah masalah mental. Gugup, ragu dan masalah-masalah psikologis lainnya.

Ternyata ada juga tayangan serupa di RCTI, ‘Funtastik’. Dari berberapa episode yang aku lihat. Dari hari ke hari latihan, tidak ada (sejauh yang aku lihat) yang berusaha menemukan cara termudah untuk melakukan tantangan. Semua melakukan dengan cara yang sama seperti saat mereka diberi tugas itu untuk pertama kali. Kesalahan yang sama dilakukan berulangkali. Haa... geregetan. Hasilnya juga tentu ngga maksimal.

***
gw sadar, sebagai bagian dari bangsa ini gw juga termasuk orang yang malas. Malaaaaassss Banget. Untuk beberapa waktu gw malas banget nulis. Gw juga malas bangun pagi. Malas untuk lebih giat beribadah di bulan Ramadhan ini. Malas melakukan tugas-tugas. Semua serba ditunda.

Satu lagi, kalau sudah memulai pekerjaan, sulit banget buat gw untuk tekun. Fokus ke pekerjaan itu sampai selesai. Biasanya gw tinggaliin dulu, tidur-tiduran, makan, minum kopi, nonton tv, jalan-jalan, atau melakukan pekerjaan lain. Kenapa ya? Gw ngiri banget sama orang-orang yang bisa duduk tekun di depan komputer terus-terusan dari pagi sampai istrirahat terus duduk lagi hingga waktu pulang tiba. Ko bisa?

Bisa jadi itu memang personal karakteristik gw yang ngga bisa diem. Tapi Gw sadar juga ada faktor malasnya. Malas... apa ya obatnya?

Kadang gw jadi sebel sama diri sendiri, kalau gw ingin berbuat sesuatu buat bangsa ini, terus gw masih aja malas gimana coba? Waktu yang terbuang untuk menuruti kemalasan ini, rasanya lebih berguna kalau gw malakukan sesuatu yang berguna. Kalau gw ngga malas mungkin keadaan diri gw, orang-orang disekitar akan lebih baik ya? Malas apa obatnya?

0 comments: