2/18/2005

Suatu ketika ada yang bertanya, mungkin ngga sih seorang cewek sama cowok sahabatan? murni cuma sahabat?

mmm.. pertanyaan yang menarik.

Sebelum menjawab, saya bertanya pada beberapa orang teman. Yang satu bilang kalau itu mungkin aja, seperti aku dan kamu.

Lainnya bilang ngga’ kayanya. Pria sama wanita selalu diciptakan beda muatan. Yang satu negatif yang lainnya positif. Pertemuan diantara keduanya selalu menghasilkan gaya tarik menarik.

Pendapat ekstrem bilang, omong kosong tuh kalau ada yang bilang “kita berdua sahabat aja ko’” tapi berkasih-kasihan kalau salah satu dari mereka punya masalah atau yang lain bermanja-manja dengan yang lain.

Kalau menurutku sih. Namanya juga manusia. Diberi karunia yang namanya rasa. Ditanam dalam rongga dadanya, hati (atau jantung?-heart) untuk merasa. Mengalami pengalaman emosi yang namanya mencinta. Diberi pula otak untuk memaknai apa yang kita lewati. Jadi… kita semua punya potensi untuk mencintai siapa saja.

Sebagian besar orang akan setuju jika persahabatan adalah lebih dari sekedar teman. Seorang teman yang lebih spesial, punya arti khusus. Maka pengalaman emosi yang kita bagi dengan sahabat kita itu akan lebih banyak takaranya dari pada hanya seorang teman. Wong spesial ko’.

Berdasarkan penelitian kedekatan adalah salah satu faktor yang memicu timbulnya asmara. Sehingga, seseorang seperti sahabat yang notabene dekat baik secara emosional dan mungkin secara fisik, selalu akan berpotensi untuk mencintai sahabatnya yang lain. Jadi akan selalu ada kemungkinan untuk timbulnya percikan-percikan emosi lain yang namanya cinta.

Dan besarnya kemungkinan munculnya percikan-percikan itu, tergantung pada banyak faktor. Sayang sekali saya belum mencari data-data ilmiah tentang faktor-faktor tersebut. Jangan-jangan belum ada yang meneliti lagi. (Wuihhh topik menarik tuh buat yang mau skripsi). Berdasarkan common sense, faktor-faktor itu bisa jadi adalah definisi dari persahabatan itu sendiri. Pemaknaan yang subyektif dari arti sebuah persahabatan bagi orang-orang yang menjalani. Tujuan dari persahabatan, nilai-nilai yang di anut keduanya, personal karateristik, harapan, pengalaman hidup. Termasuk juga dinamika dari sebuah persahabatan.

Kita memang sedang membicarakan sahabat, tapi bukan berarti dalam sebuah pertemanan percikan tidak mungkin timbul.

Lalu apakah itu sehat?

Rasa itu karunia. Jadi kenapa mesti di tolak. Di jalanin aja sambil mencari takaran yang pas untuk berdua. Kalau kemudian yang diambil salah. Yaa… sesempurna apa sih kita.? Sedang kita punya potensi untuk belajar, memaknai apa yang kita lewati. Pekerjaan berat menjadi manusia. Dan selalu bertanya, bertanya, bertanya dalam diri.

Jangan-jangan ketika kita bertanya mungkin ngga sih cewek sama cowok sahabatan? Ada benih-benih cinta. Ups!

0 comments: