8/14/2005

Bagaimana Saya Akan Menulisi Blog Ini?

Pertanyaan itu masih saja sering muncul walaupun saya sudah beberapa kali menulis blog.
Di awal saya membuat blog, seorang teman berkomentar, katanya apa yang saya tulis sama saja seperti yang biasa saya ceritakan ke dia. Cara saya bertutur sama seperti ketika saya berefleksi tentang hidup, ngunandika pada diri sendiri. Dia juga berpendapat bahwa blog hendaknya bisa jadi sarana buat saya belajar untuk menulis. Saya sepenuhnya setuju.


Tidak bisa dipungkiri bahwa komentar tersebut berpengaruh pada saya. Dua komentar tersebut saling berhubungan satu sama lain. Saya menginterpreatasikan bahwa tulisan saya saat itu bukanlah tulisan yang cukup baik. Padahal blog hendaknya dapat dijadikan sebagai saran untuk belajar menulis. Sebelum ia mengatakan itu, saya juga tidak cukup puas dengan tulisan saya di blog itu sehingga saya lalu memutuskan untuk me-delete http://cinintyadewi.blogspot.com. Saya menggantikannya dengan yang baru.

Ternyata pengaruh komentar itu tidak hanya sampai di situ, keinginan untuk membuat tulisan yang bagus untuk dipubliksinya malah menghambat saya untuk menulis. Beberapa kali saya punya ide tapi segera saya kandaskan sendiri. Tak ada publikasi untuk tulisan buruk pikir saya. Begitu seterusnya sampai kemudian saya belajar untuk tidak memikirkan itu dan membiarkan jari-jari saya mengetik apa yang ingin saya ketik.

Sampai hari ini saya masih juga setuju pada pendapat teman saya itu. Blog adalah sarana untuk belajar menulis. Namun yang berbeda saat ini adalah sikap saya terhadap komentar yang pertama. Jika saya menulis seperti saya bercerita pada seorang teman ya memang itu yang ingin saya tulis. Jika kata-kata saya standar dan biasa, mungkin saat ini kemampuan saya baru sampai di situ. Tapi belajar menulis adalah suatu proses. Proses menemukan gaya menulis khas saya. Menemukan cara penulisan yang dapat menyampaikan pesan utuh pada pembaca. Menemukan bentuk tulisan yang mengena, menarik dan sebagai, dan sebagainya. Dan semua itu bisa ditemukan kalau saya mulai menulis. Menulis apa saja yang ada di pikiran saya. Dan membiarkan saya menikmati proses belajar ini. Sampai suatu ketika saya menemukan sendiri apa yang saya cari.

Seperti sudah saya bilang sampai saat ini saya masih bertanya-tanya tentang bagaimana saya akan menulisi blog ini? Tapi bedanya kalau dulu pertanyaan itu representasi dari konflik dalam diri antara keinginan membuat tulisan bagus dengan hasrat untuk menulis apa saja yang terlintas. Dimensinya kualitas. Saat ini pertanyaan itu muncul mengenai apa yang ingin saya berikan pada orang lain. Dimensinya isi. Apakah saya akan menulis curahan hati saya sebagai bentuk katarsis, pikiran-pikiran saya tentang sesuatu, refleksi-refleksi saya pada hidup, hal-hal menarik yang ingin saya bagi, atau apa.. Yah saya juga belum tau. Tapi saya tetap akan menulis apa yang ingin saya tulis. Ngunandika.