8/05/2005

modern

pagi tadi gw jemput temen di bandara Soekarno-Hatta. dia naik pesawat jam enam dari Padang. gw berangkat jam enam kurang lima dari rumah gw di bumi Citayam indah. awalnya lancar, jalan menuju stasiun masih lengang dan kereta langsung tiba ketika gw turun dari angkot. tapi setelah gw naik damri dari terminal pasar minggu, waktu berjalan begitu cepat sementara mobil nyaris tak bergerak karena macet. jam delapan teng gw telepon temen gw itu dan katanya udah turun dari pesawat. geli gw. dia udah melintasi Padang-Jakarta sementara gw belum juga sampai bandara cengkareng yang jarak Citayam-Cengkareng berapa kali jarak Padang-Jakarta.

kalau teknologi pesawat terbang dan tumpah ruahnya mobil di jalan adalah simbol modernisasi, maka dampak yang dihasilkan bertolak belakang ya. mobilitas semakin mudah tapi juga semakin sulit. mungkin dikarenakan konteksnya yang berbeda. mungkin dunia sudah dikodratkan untuk seimbang.

2 comments:

davidrahman said...

hmm.. Apa perlu kita pake karpet terbang biar gak ada macet..?? Kembali ke zaman aladdin tuh.. Menurut gw sih, bukan modernisasinya yang salah tapi bangsa kita yang belum siap mengahadapinya, attitude kita yang belom bener.. Atau salah siapa ya??

Cinintya Dewi said...

yang pasti bukan salah aladin, wong dia liat mobil aja belum pernah. hehehe...

gw sih setuju bukan modernisasinya yang salah. itu kan sebuah fenomena, fenomena tidak memiliki dimensi benar atau salah. nanti kaya MUI lagi yang mengharamkan pluralisme yang jelas-jelas adalah sebuah realitas.

jadi salah siapa? salah manusianya. kalau lo bilang bangsa kita belum siap mengahadapinya, sedih juga ya. kapan juga kita akan siap, sekarang bukan jaman modern lagi tapi udah jaman postmodern. tuntutan makin tinggi dan kita masih terus ketinggalan.

mungkin salah ibu mengandung, salah kluarga, salah sekolah, salah tokoh masyarakat, salah pemerintah, salah sistemnya, tapi gw yakin dengan pendidikan bangsa ini bisa lebih sedikit lebih PANDAI! hohoho